HOME

Sunday, June 3, 2018

Beyond Universal Design For Learning: Guiding Principles to Reduce Barriers to Digital and Literacy Competence

TUGAS RESUME
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI
A.    Judul                 : Beyond Universal Design For Learning: Guiding Principles to Reduce 
Barriers to Digital and Literacy Competence
Pengarang        : Elizabeth M. Dalton
Penerbit            : Journal of Media Literacy Education 9 (2), 17- 29
Tahun Terbit   : 2017

B.     Kata Pengantar
Berbagai cara dilakukan dalam dunia pendidikan dalam memudahkan pembelajaran untuk peserta didik. Pembelajaran tersebut tidak hanya bisa dirasakan oleh siswa yang normal saja, tetapi dunia pendidikan juga menyediakan pembelajaran yang juga bisa dirasakan oleh siswa penyandang cacat. Dunia pendidikan telah banyak melakukan research agar pendidikan tidak hanya dirasakan oleh oarng- orang yang normal (tidak cacat), sehingga lahirlah design pembelajaran yang memberi kemudahan belajar bagi setiap siswa. Salah satu contohnya adalah dengan adanya UDL (Universal Design For Learning) yang menggabungkan dengan media dan teknologu. UDL merupakan salah satu produk untuk memudahkan dan memberi kesempatan pada semua peserta didik. UDL merupakan kerangka kerja untuk merancang instruksi berbagai variasi pelajar di ruang kelas saat ini. UDL bisa diterapkan secara efektif untuk memperluas akses, pemahaman serta melibatkan digital dan media literay leraning untuk semuanya. Strategi dan metode UDL mendorong pengembangan pelajar ahli. UDL menawarkan menawarkan cara yang unik pendidik dibidang literasi digital dan media, dimana dengan UDL akan banyak menguntungkan pesrta didik, termasuk mereka yang memiliki kekurangan (penyandang cacat).





C.    Inti Resume
Pentingnya suatu perkembangan pengetahuan bagi semua siswa untuk mengetahui perkembangan  informasi dalam masyarakat demokratis. Untuk melakukannya, peserta didik tidak hanya membutuhkan akses ke konten dan informasi, tapi juga keterlibatan dan koneksi apa yang mereka pelajari mengenai pengembangan literasi digital dan media siswa dengan alat dan konteks untuk lebih memahami dan mempersonalisasi mereka agar terhubung ke budaya, masyarakat, dan proses demokrasi, yang sering mengarah ke usaha yang lebih besar dan ketekunan dalam belajar. Maka dari hal tersebut keterampilan individu, kepercayaan, dan Pengalaman ditantang dengan menghubungkan informasi melalui sumber media digital dan lainnya, peserta didik menjadi lebih sadar diri, memperluas jangkauannya serta menjadi lebih mampu mengatur sendiri pembelajaran mereka sendiri. Kekuatan teknologi dan Universal Design for Learning (UDL) untuk menginformasikan beragam rancangan kurikulum dan pengembangan memiliki implikasi penting dalam masalah ekuitas di bidang digital dan media melek huruf. Kerangka desain kurikulum UDL dengan bidang literasi digital dan media akan memastikan bahwa lingkungan belajar dan materi dapat diakses dan menarik untuk semua siswa. Penelitian ilmu kognitif dan ilmu saraf membentuk perkembangan dari UDL Memahami bagaimana seseorang belajar melalui ingatan, pengolahan bahasa, persepsi, pemikiran, dan pemecahan masalah sangat penting untuk pertimbangan efektif variabilitas pembelajaran.  
Kerja UDL untuk desain kurikulum didasarkan pada ketiganya Jaringan otak primer dari pengakuan, strategi, dan pengaruhnya. prinsip inti UDL adalah Beberapa Sarana Representasi (CARA belajar) menghadapi beragam kemampuan dan kebutuhan peserta didik, Metode penyajian konten dan informasi digunakan untuk mendukung belajar siswa. Berbagai Sarana pembelajaran menghadapi beragam kemampuan dan kebutuhan peserta didik, guru bisa menggunakan strategi yang memungkinkan peserta didik mempraktikkan tugas dengan berbeda tingkat dukungan dan untuk menunjukkan pengetahuan serta keterampilan mereka dalam beragam cara. UDL sering disebut sebagai model front-loaded untuk desain kurikulum. UDL merupakan kurikulum untuk mengatasi pembelajaran melalui strategi, dan pengaruhnya dibangun ke dalam desain pelajaran sejak awal.
Pendekatannya berbeda dari pendekatan akomodasi atau modifikasi untuk peserta didik yang memiliki kebutuhan berbeda atau kebutuhan khusus. Dalam UDL kerangka kerja, variasi bahan, metode, dan penilaian instruksi dibangun ke dalam desain semua pelajaran, unit, dll, agar semua siswa bisa mendapatkan keuntungan. Pada bagian ini di bahasa tentang Digital dan Media Literacy, UDL, and Technology, dimana UDL memiliki potensi yang besar untuk membangun pembelajaran yang benar-benar dapat diakses kesemua lingkungan untuk semua siswa. UDL dapat dicapai melalui pemilihan strategi yang memberikan variasi jalur belajar atau dengan memilih dan menggunakan bahan bervariasi dalam desain pengajaran. "Menurut National Association for Media Literacy Pendidikan (NAMLE, 2016), media literacy adalah "kemampuan untuk mengkodekan dan memecahkan kode simbol yang ditransmisikan melalui media dan kemampuan untuk mensintesis, menganalisa dan menghasilkan pesan yang dimediasi. "Keaksaraan digital dan literasi media sering terjadi dan dipertimbangkan bersama, karena mereka memiliki beberapa elemen umum: kedua keaksaraan digital dan literasi media melibatkan kompetensi dalam beragam cara komunikasi, dan Keaksaraan digital serta literasi media melibatkan penggunaan teknologi (baik berteknologi tinggi, yaitu komputer atau teknologi rendah, yaitu materi cetak) dalam beberapa bentuk.
Dengan membangun keterampilan media untuk segala umur, setiap orang akan memiliki alat tambahan untuk mencapai cara yang berbeda mengetahui informasi dan mengungkapkan apa yang telah dipelajari. Memahami media sebagai bagian dari budaya dan sosialisasi serta membantu peserta didik berkembang pada pembelajaran mereka. Bila keterampilan, keyakinan, dan pengalaman individual ditegaskan melalui Pembangunan makna pribadi dari media, peserta didik akan menjadi lebih sadar diri dan lebih mampu mengatur sendiri pembelajaran mereka. Istilah "universal design for learning" merupakan kerangka kerja untuk membimbing praktik pendidikan dalam memberikan fleksibilitas cara informasi yang disajikan, menunjukkan pengetahuan dan keterampilan, dengan cara siswa terlibat secara langsung; mengurangi hambatan dalam pengajaran, menyediakan akomodasi yang sesuai, mendukung, dan menantang, serta nmempertahankan harapan berprestasi tinggi untuk semua siswa, termasuk siswa penyandang cacat dan siswa yang ada terbatas bahasa inggris, maka UDL dalam penggunaan teknologi pendidikan merupakan bantuan yang strategis dan tepat untuk penggunaan efektifitas pembelajaran mereka.
Kompetensi dan Keistimewaan Literasi Digital dan Media Konteks menawarkan cara untuk mempertimbangkan isu- isu yang mempengaruhi kesetaraan akses dan aksesibilitas, serta untuk mengeksplorasi beberapa contoh untuk keaksaraan digital dan media praktek. Sebagaimana Kompetensi yang pertama yaitu menemukan dan menggunakan alat media dan teknologi terampil dalam berbagi informasi yang sesuai dan relevan dengan orang lain. Tantangan yang dihadapi individu penyandang cacat untuk mencapai kompetensi  1yaitu mengakses terutama adalah akses fisik alat dan informasi, atau kekurangannya. Bagi mereka yang menghadapi tantangan sensorik, seperti tuli atau kebutaan, informasi yang disajikan dalam satu format dapat menyebabkan informasi ini benar-benar tidak dapat diakses dan karena itu tidak dapat digunakan lagi. oleh Menghindari Masalah ini, akses melalui alat media dan teknologi dapat dimanfaatkan mereka dengan menggunakan alat yang menawarkan konten dan informasi dalam berbagai format - visual, pendengaran, video, cetak, lisan, taktil (seperti perangkat braille yang dapat disegarkan), dan bahkan melalui virtual reality.
Kompetensi ke dua adalah analisis dan evaluasi yaitu Memahami pesan dan menggunakan pemikiran kritis untuk menganalisis kualitas pesan, kebenaran, kredibilitas, dan titik dari pandangan, sambil mempertimbangkan potensi efek atau konsekuensi dari pesan. Kompetensi ketiga adalah membuat, menulis atau menghasilkan konten dengan menggunakan kreativitas dan kepercayaan diri terhadap ekspresi diri, dengan kesadaran akan tujuan, Kompetensi ke empat mencerminkan, menerapkan tanggung jawab sosial dan etika prinsip untuk identitas diri sendiri dan pengalaman hidup. Kompetensi lima yaitu bertindak, bekerja secara individu dan kolaboratif untuk berbagi pengetahuan dan memecahkan masalah dalam keluarga, tempat kerja dan masyarakat, dan berpartisipasi sebagai anggota masyarakat di tingkat lokal, regional, nasional dan tingkat internasional.






D.    Implementasi di Indonesia
UDL merupakan salah satu produk untuk memudahkan dan memberi kesempatan pada semua peserta didik. UDL merupakan kerangka kerja untuk merancang instruksi berbagai variasi pelajar di ruang kelas saat .UDL adalah Seperangkat teknik untuk penggunaan di kelas dan desain bahan ajar yang mudah diakses.[1] Universal Design mengacu pada ide-ide yang ingin menghasilkan suatu bangunan, produk dan lingkungan yangdapat diakses oleh kedua golongan orang, yaitu orang normal (orang tanpa cacat fisik) dan orang penyandang cacat.[2] Adapun prinsip UDL adalah untuk menawarkan kepada pelajar dengan berbagai cara mendapatkan informasi dan pengetahuan. Memberikan alternatif kepada siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui. untuk memanfaatkan minat siswa dengan tepat, dan motivasikan mereka untuk belajar.[3]
UDL memiliki potensi yang besar untuk membangun pembelajaran yang benar-benar dapat diakses kesemua lingkungan untuk semua siswa. UDL merupakan pendekatan akomodasi atau modifikasi untuk peserta didik yang memiliki kebutuhan berbeda atau kebutuhan khusus. Dalam UDL kerangka kerja, variasi bahan, metode, dan penilaian instruksi dibangun ke dalam desain semua pelajaran, unit, dll, agar semua siswa bisa mendapatkan keuntungan. Penerapan UDL ini memanfaatkan peran teknologi sebagai media. UDL dapat dicapai melalui pemilihan strategi yang memberikan variasi jalur belajar atau dengan memilih dan menggunakan bahan bervariasi dalam desain pengajaran. UDL bisa diterapkan secara efektif untuk memperluas akses, pemahaman serta melibatkan digital dan media literay leraning.
Sebenarnya sekolah di Indonesia sudah menerapkan desain pembelajaran yang sangat bagus, seperti desain atau model CTL, dimana dalam hal ini CTL tidak hanya memberikan pengetahuan semata, tetapi model CTL ini sudah mengaitkan antara masalah- masalah yang ada dilapangan dengan teori. Tetapi berdasarkan pada kenyataan sekarang ini rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia khususnya bagi anak- anak yang menyandang cacat, masih terjadi perbedaan di Indonesia. Tetapi dalam design UDL tidak memberikan perbedaan pada peserta didik, peserta didik disini memiliki kesempatan untuk mengecam pendidikan serta menerima pelajaran yang sama dengan peserta didik lainnya. UDL merupakan penggabungan antara media digital sebagai sarana untuk mengajarkan keaksaraan memberikan peluang serta mengurangi hambatan bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda atau beragam.[4] Bila UDL ini bisa diterapkan di Indonesia, akan sangat membantu bagi perkembangan pengetahuan siswa, khususnya siswa penyandang cacat. Walaupun memang pada kenyataanya di Indonesia sendiri sudah ada sekolah khusus untuk penyandang cacat.

E.     Kesimpulan
UDL adalah Seperangkat teknik untuk penggunaan di kelas dan desain bahan ajar yang mudah diakses. UDL merupakan pendekatan akomodasi atau modifikasi untuk peserta didik yang memiliki kebutuhan berbeda atau kebutuhan khusus. UDL memiliki potensi yang besar untuk membangun pembelajaran yang benar-benar dapat diakses kesemua lingkungan untuk semua siswa. Kompetensi dan Keistimewaan Literasi Digital dan Media Konteks menawarkan cara untuk mempertimbangkan isu- isu yang mempengaruhi kesetaraan akses dan aksesibilitas, serta untuk mengeksplorasi beberapa contoh untuk keaksaraan digital dan media praktek. Adapun kompetensi UDL antara lain ialah Kompetensi yang pertama yaitu menemukan, Kompetensi ke dua adalah analisis dan evaluasi, Kompetensi ketiga adalah membuat, menulis atau menghasilkan konten, Kompetensi ke empat mencerminkan, Kompetensi lima yaitu bertindak, bekerja secara individu dan kolaboratif.



DAFTAR PUSTAKA
Riestya A. W, Sheila A, Purdyah Ayu K. P & Amanda Ayu P, Studi Penerapan Universal Design Pada Gedung Baru Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang.

April Mrie Leach. 2017. Digital Media Production To Support Literacy For Secondary Students With Diverse Learning Abilities, Journal of Media Literacy Education, 9 (2), 17- 29.





[1] Lihat di http://accessproject.colostate.edu/udl/documents/what_is_udl.pdf, diakses pada 23 Desember 2017 Pukul 4:41 WIB.

[2] Riestya A. W, Sheila A, Purdyah Ayu K. P & Amanda Ayu P, STUDI PENERAPAN UNIVERSAL DESIGN PADAGEDUNG BARU UNIT REHABILITASI MEDIK RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG, hlm. 3.

[3] Lihat di http://accessproject.colostate.edu/udl/documents/what_is_udl.pdf, diakses pada 23 Desember 2017 Pukul 4:41 WIB.

[4] April Mrie Leach, digital media production to support literacy for secondary students with diverse learning abilities, Journal of Media Literacy Education 2017, 9 (2), 17- 29, hlm. 30.

No comments:

Post a Comment