Friday, April 7, 2017

INDAHNYA PEMANDANGAN MATAHARI YANG AKAN TENGGELAM

INDAHNYA PEMANDANGAN MATAHARI YANG AKAN TENGGELAM
Oleh: Yovi Nur Rohman M.Pd
Sahabatku sesama muslim, pernahkah kita menikmati pemandangan matahari yang akan tenggelam? Indah bukan? Ini merupakan salah satu fenomena alam dimana langit sore tampak kemerah-merahan karena sinar matahari yang hampir hilang ditelan bumi, apalagi jika pemandangan itu kita nikmati ditepi pantai di iringi dengan suara ombak yang tidak pernah berhenti, alangkah indahnya pemandangan ini. Banyak sekali orang merasa damai ketika melihat pemandangan ini, mereka menyempatkan waktu untuk menikmati pemandangan matahari yang akan tenggelam ini. Bahkan di Bali ada salahsatu tempat wisata khusus untuk melihat pemandangan matahari yang akan tenggelam. Terkadang ketika seseorang memiliki banyak beban hidup atau masalah yang tidak pernah selesai mereka menghilangkannya dengan melihat keindahan-keindahan alam dengan harapan keindahan itu bisa menentramkan hatinya.
Sahabatku sesama muslim mari kita pejamkan mata sejenak, lalu kita bayangkan bahwa kita sedang berada di tepi pantai yang indah dengan udara yang sejuk, diiringi suara ombak yang seakan-akan bertakbir kepada Allah, kita lepaskan semua beban hidup kita dengan menikmati pemandangan langit sore yang kemerah-merahan, langit sore yang menggambarkan lukisan Allah yang sangat indah. Ketika kita sudah menikmatinya dan terlena dengan kedamaiannya akan muncul keinginan didalam hati bahwa “kita ingin terus dalam keadaan ini, ingin terus menikmati kedamaian dan keindahan ini, kita tidak ingin keadaan ini berganti, kita tidak ingin pergi dari tempat ini, ingin terus menikmatinya dan melupakan semua beban hidup yang tidak pernah berhenti”.
Sahabatku sesama muslim, bukalah matamu dan renugnkanlah! ketika banyak orang yang terlena dengan keindahan matahari yang akan tenggelam justru sebagian dari kita ada yang menangis ketika melihat pemandangan matahari yang akan tenggelam. Dikatakan ada seorang tokoh sufi yang berjalan melewati sebuah pantai, kebetulan waktu itu adalah waktu magrib, waktu dimana matahari akan tenggelam, waktu dimana pemandangan langit sore begitu indah menyilaukan mata. Ketika si Sufi melihat pemandangan matahari yang akan tenggelam ini dia merenung sebentar kemudian dia menangis sejadi-jadinya dia mengingat semua dosa-dosanya yang pernah dilakukan. Pertanyaanya, kenapa seorang tokoh sufi tadi menangis ketika melihat pemandangan matahari yang akan tenggelam?
Sahabatku sesama muslim, pernahkah kita merenungkan bahwa kehidupan di dunia ini ibarat matahari yang akan tenggelam keindahannya hanyalah sebentar mungkin hanya beberapa menit saja. Banyak orang yang tertipu dengan kehidupan didunia yang hanya sementara sampai-sampai mereka lupa untuk menghadapi kehidupan setelah mati. Banyak orang tertipu dengan keindahan didunia ini seperti halnya mereka tertipu dengan pemandangan matahari yang akan tenggelam, mereka lupa bahwa keindahan matahari yang akan tenggelam hanyalah sebentar, keindahan matahari yang akan tenggelam hanya dalam hitungan menit saja, mereka tidak memikirikan apa yang terjadi setelah matahari tenggelam, yang ada hanyalah kegelapan. Bagaimana seseorang itu bisa berjalan dikegelapan malam tanpa membawa sebuah lentera? Bagaimana seseorang itu bisa menjalani kehidupan setelah mati tanpa membawa bekal berupa taqwa? Hal inilah yang menjadi alasan kenapa seorang tokoh sufi tadi justru menangis ketika melihat keindahan matahari yang akan tenggelam dia tahu bahwa Allah sedang menasehatinya bahwa kehidupan didunia hanyalah sementara jangan sampai kita terlena dengan keindahannya dan terus menerus bermaksiat kepadanya. Allah mengajarkan kita untuk memikirkan ayat-ayatnya yang ada di alam, termasuk pemandangan matahari yang akan tenggelam, sesungguhnya didalam pergantian siang dan malam ada tanda-tanda bagi mereka yang mahu mengambil pelajaran. Hal ini sesuai dengan firman Allah. QS. Ali-Imron 190-191
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.
Sahabatku sesama muslim, hidup didunia ini hanyalah sementara, hidup didunia ini ibarat sebuah permainan dan senda gurau belaka lalu apakah kita masih terus-terusan melakukan maksiat kepada Allah? Masihkah kita bangga dengan maksiat-maksiat yang kita lakukan setiap hari?
وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَعِبٞ وَلَهۡوٞۖ وَلَلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ٣٢    
32. dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
Dalam ayat ini dan ayat-ayat lain Allah mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan dunia itu hanyalah senda gurau belaka maksudnya, kehidupan didunia ini hanyalah sementara, kehidupan dunia hanyala tempat untuk bercocok tanam (addunya mazroatul akhirat). Jika selama didunia kita menanam bibit-bibit yang baik maka kita akan memanennya kelak diakhirat, akan tetapi jika selama di dunia kita menanam bibit-bibit yang buruk maka ketika diakhirat tidak akan mendapatkan apa-apa melainkkan hanya penyesalan dan kerugian. Terkadang kita tertipu dengan keindahan dunia sampai-sampai kita lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang sebenarnya, banyak diantara kita yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk mana yang halal dan mana yang haram akan tetapi justru memilih keburukan dan sering bermaksiat kepada Allah. Banyak orang yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan kesenangan dunia yang hanya sementara. Mereka lupa bahwa sekiranya mereka berhasil mengumpulkan harta setinggi gunung niscaya tidak sepeserpun hartanya yang akan dibawa mati, hanya kain kafan sajalah dari hartanya yang bakalan dikubur bersamanya. Didalam kitab Nashoihul Ibad diriwiyatkan dari Abdurrahman bin Athiyyah bahwasannya Sulaiaman Ad-Dharani Rodiyallahuanhu pernah berdoa kepada Allah“ya ilahii lain tholabtani bidanbi laatlubannaka biafwika, walain tholabtani bibuhli laatlubannaka bisahoika walain adkholtani an naro laahbartu ahlannari bianni uhibbuka”.

“Ya Tuhanku apabila engkau menuntutku atas dosa-dosaku, akupun akan menuntutmu atas ampunanmu, apabila engkau menuntutku atas kebhakilanku akupun akan menuntutmu atas sifat kedermewananmu dan apabila engkau memasukkanku kedalam nerakamu, akan aku kabarkan kepada penduduk neraka bahwa sesungguhnya aku sangat mencintaimu”

No comments:

Post a Comment