THE WEB’S IMPACT ON STUDENT LEARNING
DAMPAK (WEB) INTERNET TERHADAP PEMBELAJARAN
SISWA
Katrina A. Meyer, PH.D.
The Jurnal, May 2003, University of Nort Dakota
Dikutip dari buku, Computer in
Education , Editor: John J. Hirschbuhl and John Kelley (United State of
America: Contemporary learning series, T.th, Artikel ketigapuluh satu,
hlm. 166-169
Oleh:
Yovi Nur Rohman
16771009
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Progam Pasca Sarjana
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
A.
PENGANTAR
Seiring berkembangnya jaman berkembang pula perkembangan teknologi. Salah
satu perkembangan teknologi yang berkembang sangat pesat dalam rentan waktu 10
tahun terakhir adalah teknologi komunikasi. Jaman dulu yang orang hanya bisa
mengirim pesan lewat surat akan tetapi sekarang orang sudah bisa mengirim pesan
keseluruh dunia hanya dengan hitungan detik. Dampak dari berkembangnya
teknologi komunikasi adalah orang begitu mudah dalam menjalin komunikasi jarak
jauh, bahkan orang sudah bisa menerapkan komunikasi yang berbasis audio visual
seperti video call dengan orang lain. Dan dengan berkembangnya sebuah teknologi
khususnya teknologi komunikasi seseorang bisa memunculkan gagasan-gagasan yang
berbasis penelitian ilmiah untuk mengembangkan sebuah negara. Mulai dari bidang
pendidikan, kedokteran, politik, perdagangan dan lain-lain.
Salah satu dampak yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi
adalah dalam bidang pendidikan. Dengan
teknologi suatu pendidikan dalam suatu negara dapat berkembang lebih pesat
daripada negara yang tidak memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan
pendidikannya. Salah satu produk teknologi yang dewasa ini dimanfaatkan dalam
bidang pendidikan adalah internet. Yaitu, memanfaatkan web atau internet untuk
menerapkan sebuah pembelajaran secara online.
Jika suatu pembelajaran berbasis internet diprogam dengan baik maka akan
berdampak baik pula bagi pengembangan pembelajaran peserta didik. Dengan dasar
ini, penulis menelaah sebuah jurnal penelitian oleh Katrina
A. Meyer, PH.D yang
berjudul THE WEB’S IMPACT ON STUDENT LEARNING (DAMPAK (WEB) INTERNET
TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA) diharapkan dengan tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi pendidikan di Indonesia untuk menerapkan sebuah
pembelajaran berbasis online yang terstruktur. Penulis juga akan melakukan
analisis terhadap inti resume kemudian mengkaitkannya dengan praktik pendidikan
di Indonesia.
B.
INTI RESUME
1.
Perbedaan Individu
Kesuksesan pembelajaran berbasis web (internet) sangat dipengaruhi
terhadap apa yang dibawa murid dalam situasi pembelajaran. Ada bukti bahwa
siswa yang memiliki gaya belajar tertentu seperti visual atau mandiri dia lebih
baik dalam pembelajaran berbasis (web) internet. Sebaliknya, siswa yang tidak
memiliki gaya belajar tersebut yang cenderung lebih pasif mungkin tidak akan
bagus jika belajar berbasis internet. Hal ini bisa dijadikan landasan untuk
mengusulkan model pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa
dengan pendekatan instruksional yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa dan
didukung dengan teknologi yang tepat.
Selanjutnya, murid yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, dengan
gaya belajar tersebut memiliki keyakinan bahwa mereka dapat belajar lebih baik dalam
pembelajaran online tentu saja hal ini harus didukung dengan kemampuan
mengoperasikan komputer yang baik. Berbeda halnya dengan siswa yang tidak
memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, kemungkinan pembelajaran berbasis
internet tidak akan berjalan dengan baik.
Menariknya, ada perbedaan gender antara pria dan wanita dalam situasi
pembelajaran. Menurut Asyncchronous Learning Network (ALN), Blum (1999)
menemukan perbedaan antara pria dan wanita dalam pembelajaran tradisional. Pria
lebih cenderung melakukan diskusi, mengajukan lebih banyak pertanyaan, lebih
banyak menyampaikan pendapat secara konkret. Sedangkan perempuan lebih banyak berempati,
sopan dan menyenangkan. Perempuan juga suka melakukan basa-basi yang bertujuan
untuk menjaga hubungan seperti “tolong dan terimakasih”.
Ada perkembangan menarik lainnya dalam beberapa generasi. Generasi
sekarang ini, siswa yang masuk dalam perguruan tinggi memiliki bekal yang cukup
dalam mengikuti pembelajaran online hal ini dikarenakan jaman sekarang ini
anak-anak usia dini sudah mengenal teknologi dan sudah biasa berinteraksi
secara online. Atas dasar ini, siswa yang memiliki kemampuan intelektual yang
berbeda-beda harus disesuaikan dalam pemilihan fakultas. Karena kemampuan otak
setiap orang juga menjadi alasan mengapa dia begitu teliti dengan komputer.
Penelitian yang dilakukan Reevers dan Nass (1996) menyimpulkan bahwa adanya
hubungan antara psikologi dan komputer.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran jika digunakan dengan baik
dengan bahan ajar yang baik pula maka, dapat mempengaruhi pembelajaran, baik
itu secara kualitas ataupun kuantitas. Disisi lain kegagalan dalam suatu
pembelajaran juga diakibatkan oleh pelajaran atau buku pedoman yang tidak
memadai antara setiap individu dan situasi belajar.
2.
Desain Intruksional
Dalam fakultas pendidikan di perguruan tinggi pastilah mengembangkan
sebuah disiplin ilmu tentang sebuah metode atau pendekatan tentang bagaimana
suatu ilmu itu diajarkan kepada peserta didik. Mengenalkan pembelajaran
berbasis internet pada perguruan tinggi juga harus disertai dengan metode yang
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sehingga tidak boleh
dipisahkan antara metode dan media dalam suatu pembelajaran termasuk dalam
pembelajaran berbasisi internet.
Pembelajaran berbasis internet memiliki dampak yang baik terhadap
penyampaian bahan-bahan ajar yang disesuaikan dengan teknologi modern dalam
penyampaianya kepada peserta didik. Dengan pembelajaran berbasis internet akan
banyak memunculkan interaksi diantara siswa, termasuk interaksi dengan materi
perkuliahan, fakultas, para ahli dalam bidangnya bahkan berinteraksi dengan
sesama teman. Interaksi ini jika diprogam dengan baik maka akan memungkinkan
siswa untuk berdiskusi secara online, mengajukan pertanyaan, menemukan berbagai
informasi dan membagikannya, mengerjakan tugas kelompok, mengembangkan
pemahaman bersama. Jika ada yang mengeluh bahwa pembelajaran online bersifat
pasif maka masalahnya bukan ada pada internetnya akan tetapi ada pada pengguna
internet tersebut.
Ada pertanyaan tentang bagaimana cara mengembangkan komunikasi berbasis
internet atau komunikasi online. Palloff dan Pratt (1999) memberikan pemikiran
yang bagus tentang bagaimana mengembangkan komunikasi yang bagus yang dilakukan
secara online. Dan penelitian tentang komunitas pembelajaran online telah
banyak diikuti. Wegerif (1998) menemukan bahwa model ALN dapat meningkatkan
interaksi, disiplin diri, rasa komunikasi sosial, refleksi dan dapat memberikan
ruang diantara siswa. Brown (2001) menggambarkan sebuah proses tentang tiga
tahap tentang membentuk sebuah komunitas didalam sebuah pembelajran jarak jauh
yang disatukan dalam sebuah komputer atau disebut pembelajran online.
a.
Tahap pertama: Memiliki
banyak teman
b.
Tahap kedua: penerimaan
suatu komunitas
c.
Tahap ketiga: persahabatan
Bergabung dalam sebuah komunitas berdampak pada peningkatan kesadaran
dalam mengekpresikan diri, belajar dari orang lain dan merasa memiliki
hubungan.
3.
Mengembangkan Kemampuan
(skills)
Penelitian yang dilakukan sejauh ini pada pembelajaran berbasis web berfokus
kepada kemampuan berfikir kritis dan kemapuan menulis. Meskipun kemampuan ini
tidak semata-mata dihasilkan akibat pembelajaran online akan tetapi web atau
internet juga berperan dalam kemampuan mengembangkan keterampilan yang diangap
penting ini.
Untuk melakukan penelitian ini, salah satu metode yang mungkin berguna
dalam melakukan analisa terhadap diskusi online adalah metode contens
analyis. Newman, Webb dan Cochrane (1995) menggunakan analisis isi dari
pesan online untuk mencari indikator pemikiran yang kritis dalam pembelajaran
online. Mereka menemukan bahwa, siswa yang online lebih cenderung membuat
pernyataan penting dan ide-ide yang cemerlang walaupun mereka menyumbangkan
ide-ide yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tatap muka. Hal ini mungkin
menunjukkan bahwa diskusi online kurang sesuai dengan fungsi bainstorming
atau diskusi online mendorong responden untuk bekerja lebih linier dengan
menghubungkan komentar dengan gagasan sebelumnya
Garrison, Anderson and Archer (2001) juga melihat pemikiran yang kritis
dalam komunikasi online menggunakan empat tahap:
a.
Triggering –
mengajukan masalah
b.
Exploration -
mencari informasi
c.
Integration –
membangun solusi yang memungkinkan
d.
Resolution –
pengkajian kritis terhadap solusi
Transkip diskusi online menghasilkan 8 % Triggering, 42% ekplorasi, 13 %
integrasi dan 4% resolusi. Penulis berhipotesis bahwa jumlah yang rendah untuk
integrasi dan resolusi disebabkan oleh kebutuhan siswa untuk meluangkan lebih
banyak waktu untuk merenungkan masalah dan enggan menawarkan solusi yang
mungkin dapat dicemooh orang lain dikelas.
Ada banyak juga bukti dari berbagai sumber bahwa siswa yang melakukan
pembelajran secara online dapat meningkatkan kemampuan menulis. Wegerif (1998)
menemukan bahwa, model ALN dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan
menuntut siswa untuk banyak menulis kemudian mempublikasikannya. Dari sini,
memungkinka siswa lainnya untuk membaca dan bahkan mengkritik tulisannya, dari
tulisan tersebut juga mampu mengungkapkan kepribadian seseorang atau
keterampilan menarik lainnya yang dapat mempengaruhi terciptanya komunitas
belajar yang memuaskan dan bisa menjadi keterampilan baru dalam yang diperlukan
dalam diskusi online.
C.
IMPLIKASI DI INDONESIA
1.
Perkembangan Teknologi
komunikasi di Indonesia
Perkembangan teknologi
komunikasi kini sudah semakin pesat, dan kemajuan teknologi secara sadar
ataupun tidak sadar telah banyak mengubah pola kehidupan masyarakat. sesuai
dengan asumsi dasar dari teori technology deternimism bahwa pola
kehidupan masyarakat manusia khususnya aspek interaksi sosial diantara mereka
ditentukan oleh perkembangan dan jenis teknologi yang dikuasai masyarakat yang
bersangkutan. Seperti yang telah diramalkan McLuhan juga pada saat
awal masuknya dunia pertelevisian di Amerika, yaitu McLuhan menyatakan bahwa
nantinya dunia akan menjadi satu “kampung global”, dimana produk budaya akan
sama dimana saja.
Kini hal yang pernah
diramalkan McLuhan tersebut menjadi kenyataan. Kampung global yang dimaksud
McLuhan diatas adalah adanya penyamaan budaya melalui media massa. Seperti kita
ketahui dengan adanya TV kabel ataupun TV streaming melalui internet yang bisa diakses
oleh semua orang diseleruh dunia ini dapat mempermudah orang dibelahan manapun
untuk mengetahui apa yang sedang menjadi topik pembicaraan utama dibelahan
dunia yang lain. Dari situ juga tidak menutup kemungkinan akan adanya imitasi
kebudayaan oleh seeorang saat menonton acara tv yang bukan disiarkan dari
budayanya. Salah satu contohnya dengan adanya tayangan K-pop, dari mulai drama
ataupun group musiknya yang kini sedang naik daun seperti boyband dan girlband
ini membuat masyarakat yang menonton acara tersebut meskipun bukan orang Korea
tapi akhirnya mereka mulai mengikuti gaya atau style ala-ala Korea atau yang
kini sering disebut sebagai fenomena Korean wave dan hal itupun terjadi di
Indonesia. Bisa kita lihat sekarang dengan menjamurnya jumlah boyband dan
girlband yang ada di Indonesia yang mengadopsi style ala Korea. Dari contoh ini
kita bisa melihat meski berbeda tempat tetapi dengan adanya media massa membuat
ada beberapa penyamaan budaya.
Tiga dekade setelah McLuhan
menyatakan ramalannya, Manuel Castells memberikan pendapat yang berbeda,
menurutnya: “bukan satu kampung global yang seragam, melainkan masyarakat dalam
jaringan global yang saling terhubung, the network society”.Teknologi jaringan
(network technology) makin berkembang di penghujung dekade 1990-an
dengan perangkat lunak yang memungkinkan komunikasi antara komputer dengan
telepon genggam.
Lagi-lagi perubahan teknologi
ini juga mempengaruhi pola hidup atau cara hidup manusia sesuai dengan yang
dijelaskan teori technologi determinism sebelumnya. Saat ini semua
informasi yang ada dari belahan dunia manapun dapat dengan mudah tersebar ke
seluruh penjuru dunia dengan adanya network technology. Era digital yang
menghubungkan manusia dengan sistem internet ini membuat dunia sempit, karena
dengan mudah dan cepatnya suatu informasi tersebar melalui internet. Contohnya
media sosial twitter dan FACEBOOK yang selalu meng-update segala informasi dalam
hitungan menit ini membuat masyarakat akhirnya mulai ketergantungan untuk
selalu mengecek account twitter dan facebooknya agar tetap up to date dalam
mendapatkan informasi.
Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia sangatlah pesat. Hal ini
bisa dilihat dari perkembangan 10 tahun terakhir dari beredarnya alat-alat
komunikasi seperti smartphone, laptop, layanan wifi, dll. Bahkan, Indonesia
terkenal dengan negeri yang konsumtif terhadap sebuah teknologi dari luar
negeri. Berbagai jenis merek teknologi komunikasi bisa didapatkan di Indonesia.
Hal ini menyebabkan rata-rata masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan,
mulai dari kalangan ekonomi menengah sampai keatas gemar gonta-ganti sebuah
produk teknologi.
2.
Dampak perkembangan
teknologi pada masyarakat Indonesia
Perkembangan teknologi komunikasi memiliki beberapa dampak terhadap
kehidupan di lingkungan masyarakat, salah satunya yang paling menonjol ialah
dalam aspek budaya dan gaya hidup. Budaya dan gaya hidup menurut pandangan
penulis merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan, karena budaya
melatarbelakangi gaya hidup seseorang di lingkungan masyarakatnya. Budaya dan
gaya hidup masyarakat Indonesia pada era 90-an berbeda dengan budaya dan gaya
hidup masyarakat di tahun 2015 ini. Masyarakat pada era 90 lebih banyak
mempelajari budaya daerah atau budaya tradisional yang melekat pada tempat
mereka dilahirkan, sehingga gaya hidup mereka cenderung sederhana dan dapat
menghargai bahkan melestarikan budayanya. Sedangkan masyarakat saat ini lebih
senang mempelajari budaya luar, seperti K-Pop yang sempat booming dan
menghipnotis anak muda di Indonesia untuk berperilaku dan mengikuti gaya hidup
orang Korea. Hal ini merupakan salah satu contoh dampak negatif perkembangan
teknologi komunikasi yang terjadi di Indonesia.
Walaupun tidak semua lapisan masyarakat melakukan perubahan gaya hidup
dan budaya yang sama, namun dari waktu ke waktu, hampir semua lapisan
masyarakat mulai menunjukkan kekalahannya terhadap kemajuan perkembangan
teknologi komunikasi. Contoh kecilnya saja budaya permainan tradisional pada
era 90-an mulai tergantikan dengan game online yang kini dapat
dimainkan melalui smart phone. Hal ini tentu berdampak pada
perubahan gaya hidup seseorang yang tadinya sering berinteraksi bersama
kelompok sosialnya, setelah muncul teknologi komunikasi yang semakin canggih,
mereka cenderung lebih individualistis.
Bahkan, anak-anak usia dini sudah mampu mengoperasikan smartphone dengan
baik, mereka sudah bisa membuka, memainkan dan menutup sebuah game yang ada di
smartphone. Jika penggunaan teknologi tidak diawasi dengan baik oleh orang tua
maka bisa berdampak buruk bagi para generasi muda Indonesia.
Disisi lain, perkembangan teknologi juga memiliki banyak manfaat bagi
masyarakat Indonesia. Contohnya saja dari bidang pendidikan. Dengan teknologi
seseorang bisa dengan mudah mengakses ilmu-ilmu pengetahuan, melakukan pembelajaran/diskusi
online dari jarak jauh. Dan dewasa ini arah perkembangan teknologi dalam dunia
pendidikan di Indoensia mulai diterapkan. Misalnya penggunaan aplikasi chat
mesengger sebagai tempat diskusi online atau pembelajaran berbasisi online
sudah mulai diterapkan. Indonesia
membutuhkan solusi baik itu secara teori maupun praktek agar bisa menerapkan
sebuah pembelajaran berbasis internet secara terstruktur untuk mempersiapkan
masyarakat Indonesia yang modern berbasis teknologi.
3.
Pemanfaatan teknologi dalam
usaha memajukan pendidikan di Indonesia
Melihat kenyataan di Indonesia sekarang, banyak lembaga pendidikan formal
seperti sekolah dan perguruan tinggi yang membuka pembelajaran berbasis
internet untuk peserta didiknya, dan tidak hanya itu, lembaga-lembaga
pendidikan non-formal pun banyak yang menyediakan pembelajaran berbasis internet.
Hal ini menandakan adanya animo atau perhatian masyarakat terhadap masuknya pembelajaran
berbasis internet dalam budaya pendidikan masyarakat.
Jika ditinjau dari aspek kebutuhan masyarakat, maka dapat ditarik
implikasi: Semakin berkembangnya zaman, kebutuhan masyarakat mulai bergeser
dari pendidikan yang dipandang hanya dapat diperoleh di sekolah-sekolah
konvensional, kini mereka mulai menyadari adanya kebutuhan pendidikan sepanjang
hayat yang dapat diakses secara fleksibel, baik dari segi waktu maupun tempat.
Online learning kemudian muncul sebagai salah satu solusi akan
adanya kebutuhan tersebut. Jika ditinjau dari aspek budaya atau socio-cultur
Indonesia, pembelajaran berbasis internet sangat mungkin untuk dikembangkan di
Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang, tentunya tidak terlepas juga
dari perkembangan pada aspek pendidikan serta masyarakatnya demi menuju sebuah modernisasi
(berubah dari gaya hidup tradisional menuju ke yang lebih maju untuk
meningkatkan kualitas hidup). Aspek socio-cultur dapat meliputi sub-sub
aspek seperti SDM, lingkungan, norma/aturan, SDA, dan gaya hidup, yang kemudian
seluruh sub-sub tersebut saling terkait dalam menentukan kesiapan Indonesia
terhadap masuknya pembelajaran berbasis internet. Titik poin pembelajaran
berbasis internet terletak pada kemandirian peserta didik, sehingga masalah
utama dalam aspek socio-cultur masih terletak pada kemampuan SDM itu
sendiri. Penggunaan pembelajaran berbasis internet di Indonesia dapat
diterapkan jika telah ada kesiapan SDM dari pengembang maupun pemakainya.
Indonesia pastinya dapat menerapkan pembelajaran berbasis internet mengingat
telah banyak praktik pembelajaran berbasis internet yang digunakan di
sekolah/lembaga pendidikan lainnya, namun permasalahannya karakteristik SDM
yang ada belum siap untuk dapat mengeklplorasi keberadaan pembelajaran berbasis
internet dengan semaksimal mungkin. Kurangnya pengetahuan tentang dasar-dasar
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasi dalam pembelajaran
berbasis internet, menyebabkan banyak sekolah ataupun instansi pendidikan yang
hanya menerapkan pembelajaran berbasis internet secara ‘mentah’. Dengan model
penerapan tersebut, keberadaan pembelajaran berbasis internet seakan masih
menjadi PR untuk terus dikembangkan baik dalam konsep maupun praktinya, yang
salah satunya dimulai dengan mengupgrade pemahaman serta kemampuan SDM
pengembang dan pengguna pembelajaran berbasis internet.
Jika ditinjau dari aspek teori belajar, pembelajaran berbasis internet
dapat menjadi media yang kompatibel untuk masing-masing teori belajar (behavioristik,
kognitif, dan konstruktivistik). Pembelajaran berbasis internet
dapat memfasilitasi teori-teori belajar tersebut dalam mendesain proses
pembelajaran yang berbasis pembelajaran berbasis internet namun tetap
berpedoman pada teori belajar yang ada. Behavioristik, kognitivistik,
dan konstruktivistik merupakan dasar teori yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan pembelajaran berbasis internet, karena pada dasarnya proses
pembelajaran yang ada dalam lingkungan belajar pembelajaran berbasis internet
memiliki karakteristik yang sama dengan lingkungan belajar konvensional,
dimana terdapat komponen : peserta didik; materi pembelajaran;
pembimbing/tutor/fasilitator; tempat belajar; dan media pembelajaran. Perbedaan
proses pembelajaran pada pembelajaran berbasis internet dan pembelajaran konvensional
hanya tertelak pada waktu dan tempat belajar. Dengan adanya kesamaan
karakteristik maupun komponen dalam belajar konvensional dengan
pembelajaran berbasis internet, maka sangat memungkinkan sekali untuk dapat
diterapkan teori belajar (behavioristik, kognitivistik, dan
konstruktivistik) pada lingkungan belajar online, layaknya pembelajaran di
kelas.
D.
KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis dan membuat rangkuman tentang penelitian Katrina A. Meyer, PH.D yang berjudul THE WEB’S IMPACT ON STUDENT
LEARNING (DAMPAK (WEB) INTERNET TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA) peneliti
mengambil kesimpulan bahwa, dampak pembelajaran berbasis internet akan
banyak memunculkan interaksi diantara siswa, termasuk interaksi dengan materi
perkuliahan, fakultas, para ahli dalam bidangnya bahkan berinteraksi dengan sesama
teman. Interaksi ini jika diprogam dengan baik maka akan memungkinkan siswa
untuk berdiskusi secara online, mengajukan pertanyaan, menemukan berbagai
informasi dan membagikannya, mengerjakan tugas kelompok, mengembangkan
pemahaman bersama, peningkatan
berfikir kritis dan peningkatan kemampuan menulis. pemikiran yang kritis
dalam komunikasi online menggunakan empat tahap: (1) Triggering –
mengajukan masalah (2) Exploration - mencari informasi (3) Integration
– membangun solusi yang memungkinkan (4) Resolution – pengkajian kritis
terhadap solusi. Sedangkan kemampuan menulis siswa dilakukan dengan menuntut
siswa untuk banyak menulis kemudian mempublikasikannya. Dari sini, memungkinka
siswa lainnya untuk membaca dan bahkan mengkritik tulisannya, dari tulisan
tersebut juga mampu mengungkapkan kepribadian seseorang atau keterampilan
menarik lainnya yang dapat mempengaruhi terciptanya komunitas belajar yang
memuaskan dan bisa menjadi keterampilan baru dalam yang diperlukan dalam
diskusi online.
Sementara itu kaitannya dengan implikasinya di Indonesia. Pembelajaran
berbasis internet kemungkinan dapat diterapkan di Indonesia. Apabila pembelajaran
berbasis internet dilihat secara pragmatis, Indonesia telah dan dapat
menerapkan pembelajaran berbasis online dalam proses pembelajaranya. Terbukti
dari beberapa situs yang berisi pembelajaran on-line (Rumah Belajar, Jogja
Belajar, dsb.) serta program pendidikan online yang digunakan di
sekolah-sekolah dan instansi pendidikan (Perguruan Tinggi, Universitas Terbuka,
Kursus, dsb). Akan tetapi jika dipandang dari segi penggunaan internet dalam
pembelajaran yang efektif dan efisien, mungkin Indonesia masih perlu banyak
belajar. Hal ini ditandai dengan, masih sulitnya masyarakat Indonesia dalam
mengembangkan kultur kemandirian dan prinsip belajar sepanjang hayat. Sehingga
terkadang, sebuah desain pembelajaran online yang baik, kurang diimbangi dengan
peran serta pendidik ataupun peserta didik yang interaktif dan kompeten
menjalankannya. Kemudian hal-hal tersebutlah yang menyebabkan masih sulitnya
penerapan pembelajaran berbasis internet sebagai alternatif proses
pembelajaran.
No comments:
Post a Comment