Sunday, June 3, 2018

THE WEB’S IMPACT ON STUDENT LEARNING DAMPAK (WEB) INTERNET TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA

THE WEB’S IMPACT ON STUDENT LEARNING
DAMPAK (WEB) INTERNET TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA
Katrina A. Meyer, PH.D.
The Jurnal, May 2003, University of Nort Dakota
Dikutip dari buku, Computer in Education , Editor: John J. Hirschbuhl and John Kelley (United State of America: Contemporary learning series, T.th,  Artikel ketigapuluh satu, hlm. 166-169
Oleh:
Yovi Nur Rohman
16771009
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Progam Pasca Sarjana
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

A.    PENGANTAR

Seiring berkembangnya jaman berkembang pula perkembangan teknologi. Salah satu perkembangan teknologi yang berkembang sangat pesat dalam rentan waktu 10 tahun terakhir adalah teknologi komunikasi. Jaman dulu yang orang hanya bisa mengirim pesan lewat surat akan tetapi sekarang orang sudah bisa mengirim pesan keseluruh dunia hanya dengan hitungan detik. Dampak dari berkembangnya teknologi komunikasi adalah orang begitu mudah dalam menjalin komunikasi jarak jauh, bahkan orang sudah bisa menerapkan komunikasi yang berbasis audio visual seperti video call dengan orang lain. Dan dengan berkembangnya sebuah teknologi khususnya teknologi komunikasi seseorang bisa memunculkan gagasan-gagasan yang berbasis penelitian ilmiah untuk mengembangkan sebuah negara. Mulai dari bidang pendidikan, kedokteran, politik, perdagangan dan lain-lain.
Salah satu dampak yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi adalah dalam bidang pendidikan.  Dengan teknologi suatu pendidikan dalam suatu negara dapat berkembang lebih pesat daripada negara yang tidak memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan pendidikannya. Salah satu produk teknologi yang dewasa ini dimanfaatkan dalam bidang pendidikan adalah internet. Yaitu, memanfaatkan web atau internet untuk menerapkan sebuah pembelajaran secara online.
Jika suatu pembelajaran berbasis internet diprogam dengan baik maka akan berdampak baik pula bagi pengembangan pembelajaran peserta didik. Dengan dasar ini, penulis menelaah sebuah jurnal penelitian oleh Katrina A. Meyer, PH.D yang berjudul THE WEB’S IMPACT ON STUDENT LEARNING (DAMPAK (WEB) INTERNET TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA) diharapkan dengan tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pendidikan di Indonesia untuk menerapkan sebuah pembelajaran berbasis online yang terstruktur. Penulis juga akan melakukan analisis terhadap inti resume kemudian mengkaitkannya dengan praktik pendidikan di Indonesia.

B.     INTI RESUME

1.    Perbedaan Individu

Kesuksesan pembelajaran berbasis web (internet) sangat dipengaruhi terhadap apa yang dibawa murid dalam situasi pembelajaran. Ada bukti bahwa siswa yang memiliki gaya belajar tertentu seperti visual atau mandiri dia lebih baik dalam pembelajaran berbasis (web) internet. Sebaliknya, siswa yang tidak memiliki gaya belajar tersebut yang cenderung lebih pasif mungkin tidak akan bagus jika belajar berbasis internet. Hal ini bisa dijadikan landasan untuk mengusulkan model pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa dengan pendekatan instruksional yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa dan didukung dengan teknologi yang tepat.
Selanjutnya, murid yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, dengan gaya belajar tersebut memiliki keyakinan bahwa mereka dapat belajar lebih baik dalam pembelajaran online tentu saja hal ini harus didukung dengan kemampuan mengoperasikan komputer yang baik. Berbeda halnya dengan siswa yang tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, kemungkinan pembelajaran berbasis internet tidak akan berjalan dengan baik.
Menariknya, ada perbedaan gender antara pria dan wanita dalam situasi pembelajaran. Menurut Asyncchronous Learning Network (ALN), Blum (1999) menemukan perbedaan antara pria dan wanita dalam pembelajaran tradisional. Pria lebih cenderung melakukan diskusi, mengajukan lebih banyak pertanyaan, lebih banyak menyampaikan pendapat secara konkret. Sedangkan perempuan lebih banyak berempati, sopan dan menyenangkan. Perempuan juga suka melakukan basa-basi yang bertujuan untuk menjaga hubungan seperti “tolong dan terimakasih”.
Ada perkembangan menarik lainnya dalam beberapa generasi. Generasi sekarang ini, siswa yang masuk dalam perguruan tinggi memiliki bekal yang cukup dalam mengikuti pembelajaran online hal ini dikarenakan jaman sekarang ini anak-anak usia dini sudah mengenal teknologi dan sudah biasa berinteraksi secara online. Atas dasar ini, siswa yang memiliki kemampuan intelektual yang berbeda-beda harus disesuaikan dalam pemilihan fakultas. Karena kemampuan otak setiap orang juga menjadi alasan mengapa dia begitu teliti dengan komputer. Penelitian yang dilakukan Reevers dan Nass (1996) menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara psikologi dan komputer.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran jika digunakan dengan baik dengan bahan ajar yang baik pula maka, dapat mempengaruhi pembelajaran, baik itu secara kualitas ataupun kuantitas. Disisi lain kegagalan dalam suatu pembelajaran juga diakibatkan oleh pelajaran atau buku pedoman yang tidak memadai antara setiap individu dan situasi belajar.

2.    Desain Intruksional

Dalam fakultas pendidikan di perguruan tinggi pastilah mengembangkan sebuah disiplin ilmu tentang sebuah metode atau pendekatan tentang bagaimana suatu ilmu itu diajarkan kepada peserta didik. Mengenalkan pembelajaran berbasis internet pada perguruan tinggi juga harus disertai dengan metode yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sehingga tidak boleh dipisahkan antara metode dan media dalam suatu pembelajaran termasuk dalam pembelajaran berbasisi internet.
Pembelajaran berbasis internet memiliki dampak yang baik terhadap penyampaian bahan-bahan ajar yang disesuaikan dengan teknologi modern dalam penyampaianya kepada peserta didik. Dengan pembelajaran berbasis internet akan banyak memunculkan interaksi diantara siswa, termasuk interaksi dengan materi perkuliahan, fakultas, para ahli dalam bidangnya bahkan berinteraksi dengan sesama teman. Interaksi ini jika diprogam dengan baik maka akan memungkinkan siswa untuk berdiskusi secara online, mengajukan pertanyaan, menemukan berbagai informasi dan membagikannya, mengerjakan tugas kelompok, mengembangkan pemahaman bersama. Jika ada yang mengeluh bahwa pembelajaran online bersifat pasif maka masalahnya bukan ada pada internetnya akan tetapi ada pada pengguna internet tersebut.
Ada pertanyaan tentang bagaimana cara mengembangkan komunikasi berbasis internet atau komunikasi online. Palloff dan Pratt (1999) memberikan pemikiran yang bagus tentang bagaimana mengembangkan komunikasi yang bagus yang dilakukan secara online. Dan penelitian tentang komunitas pembelajaran online telah banyak diikuti. Wegerif (1998) menemukan bahwa model ALN dapat meningkatkan interaksi, disiplin diri, rasa komunikasi sosial, refleksi dan dapat memberikan ruang diantara siswa. Brown (2001) menggambarkan sebuah proses tentang tiga tahap tentang membentuk sebuah komunitas didalam sebuah pembelajran jarak jauh yang disatukan dalam sebuah komputer atau disebut pembelajran online.
a.       Tahap pertama: Memiliki banyak teman
b.      Tahap kedua: penerimaan suatu komunitas
c.       Tahap ketiga: persahabatan
Bergabung dalam sebuah komunitas berdampak pada peningkatan kesadaran dalam mengekpresikan diri, belajar dari orang lain dan merasa memiliki hubungan.

3.    Mengembangkan Kemampuan (skills)

Penelitian yang dilakukan sejauh ini pada pembelajaran berbasis web berfokus kepada kemampuan berfikir kritis dan kemapuan menulis. Meskipun kemampuan ini tidak semata-mata dihasilkan akibat pembelajaran online akan tetapi web atau internet juga berperan dalam kemampuan mengembangkan keterampilan yang diangap penting ini.
Untuk melakukan penelitian ini, salah satu metode yang mungkin berguna dalam melakukan analisa terhadap diskusi online adalah metode contens analyis. Newman, Webb dan Cochrane (1995) menggunakan analisis isi dari pesan online untuk mencari indikator pemikiran yang kritis dalam pembelajaran online. Mereka menemukan bahwa, siswa yang online lebih cenderung membuat pernyataan penting dan ide-ide yang cemerlang walaupun mereka menyumbangkan ide-ide yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tatap muka. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa diskusi online kurang sesuai dengan fungsi bainstorming atau diskusi online mendorong responden untuk bekerja lebih linier dengan menghubungkan komentar dengan gagasan sebelumnya
Garrison, Anderson and Archer (2001) juga melihat pemikiran yang kritis dalam komunikasi online menggunakan empat tahap:
a.       Triggering – mengajukan masalah
b.      Exploration - mencari informasi
c.       Integration – membangun solusi yang memungkinkan
d.      Resolution – pengkajian kritis terhadap solusi
Transkip diskusi online menghasilkan 8 % Triggering, 42% ekplorasi, 13 % integrasi dan 4% resolusi. Penulis berhipotesis bahwa jumlah yang rendah untuk integrasi dan resolusi disebabkan oleh kebutuhan siswa untuk meluangkan lebih banyak waktu untuk merenungkan masalah dan enggan menawarkan solusi yang mungkin dapat dicemooh orang lain dikelas.
Ada banyak juga bukti dari berbagai sumber bahwa siswa yang melakukan pembelajran secara online dapat meningkatkan kemampuan menulis. Wegerif (1998) menemukan bahwa, model ALN dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan menuntut siswa untuk banyak menulis kemudian mempublikasikannya. Dari sini, memungkinka siswa lainnya untuk membaca dan bahkan mengkritik tulisannya, dari tulisan tersebut juga mampu mengungkapkan kepribadian seseorang atau keterampilan menarik lainnya yang dapat mempengaruhi terciptanya komunitas belajar yang memuaskan dan bisa menjadi keterampilan baru dalam yang diperlukan dalam diskusi online.

C.    IMPLIKASI DI INDONESIA

1.    Perkembangan Teknologi komunikasi di Indonesia

Perkembangan teknologi komunikasi kini sudah semakin pesat, dan kemajuan teknologi secara sadar ataupun tidak sadar telah banyak mengubah pola kehidupan masyarakat. sesuai dengan asumsi dasar dari teori technology deternimism bahwa pola kehidupan masyarakat manusia khususnya aspek interaksi sosial diantara mereka ditentukan oleh perkembangan dan jenis teknologi yang dikuasai masyarakat yang bersangkutan. Seperti yang telah diramalkan McLuhan juga pada saat awal masuknya dunia pertelevisian di Amerika, yaitu McLuhan menyatakan bahwa nantinya dunia akan menjadi satu “kampung global”, dimana produk budaya akan sama dimana saja.
Kini hal yang pernah diramalkan McLuhan tersebut menjadi kenyataan. Kampung global yang dimaksud McLuhan diatas adalah adanya penyamaan budaya melalui media massa. Seperti kita ketahui dengan adanya TV kabel ataupun TV streaming melalui internet yang bisa diakses oleh semua orang diseleruh dunia ini dapat mempermudah orang dibelahan manapun untuk mengetahui apa yang sedang menjadi topik pembicaraan utama dibelahan dunia yang lain. Dari situ juga tidak menutup kemungkinan akan adanya imitasi kebudayaan oleh seeorang saat menonton acara tv yang bukan disiarkan dari budayanya. Salah satu contohnya dengan adanya tayangan K-pop, dari mulai drama ataupun group musiknya yang kini sedang naik daun seperti boyband dan girlband ini membuat masyarakat yang menonton acara tersebut meskipun bukan orang Korea tapi akhirnya mereka mulai mengikuti gaya atau style ala-ala Korea atau yang kini sering disebut sebagai fenomena Korean wave dan hal itupun terjadi di Indonesia. Bisa kita lihat sekarang dengan menjamurnya jumlah boyband dan girlband yang ada di Indonesia yang mengadopsi style ala Korea. Dari contoh ini kita bisa melihat meski berbeda tempat tetapi dengan adanya media massa membuat ada beberapa penyamaan budaya.
Tiga dekade setelah McLuhan menyatakan ramalannya, Manuel Castells memberikan pendapat yang berbeda, menurutnya: “bukan satu kampung global yang seragam, melainkan masyarakat dalam jaringan global yang saling terhubung, the network society”.Teknologi jaringan (network technology) makin berkembang di penghujung dekade 1990-an dengan perangkat lunak yang memungkinkan komunikasi antara komputer dengan telepon genggam.
Lagi-lagi perubahan teknologi ini juga mempengaruhi pola hidup atau cara hidup manusia sesuai dengan yang dijelaskan teori technologi determinism sebelumnya. Saat ini semua informasi yang ada dari belahan dunia manapun dapat dengan mudah tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan adanya network technology. Era digital yang menghubungkan manusia dengan sistem internet ini membuat dunia sempit, karena dengan mudah dan cepatnya suatu informasi tersebar melalui internet. Contohnya media sosial twitter dan FACEBOOK yang selalu meng-update segala informasi dalam hitungan menit ini membuat masyarakat akhirnya mulai ketergantungan untuk selalu mengecek account twitter dan facebooknya agar tetap up to date dalam mendapatkan informasi.
Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia sangatlah pesat. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan 10 tahun terakhir dari beredarnya alat-alat komunikasi seperti smartphone, laptop, layanan wifi, dll. Bahkan, Indonesia terkenal dengan negeri yang konsumtif terhadap sebuah teknologi dari luar negeri. Berbagai jenis merek teknologi komunikasi bisa didapatkan di Indonesia. Hal ini menyebabkan rata-rata masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan ekonomi menengah sampai keatas gemar gonta-ganti sebuah produk teknologi.

2.    Dampak perkembangan teknologi pada masyarakat Indonesia

Perkembangan teknologi komunikasi memiliki beberapa dampak terhadap kehidupan di lingkungan masyarakat, salah satunya yang paling menonjol ialah dalam aspek budaya dan gaya hidup. Budaya dan gaya hidup menurut pandangan penulis merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan, karena budaya melatarbelakangi gaya hidup seseorang di lingkungan masyarakatnya. Budaya dan gaya hidup masyarakat Indonesia pada era 90-an berbeda dengan budaya dan gaya hidup masyarakat di tahun 2015 ini. Masyarakat pada era 90 lebih banyak mempelajari budaya daerah atau budaya tradisional yang melekat pada tempat mereka dilahirkan, sehingga gaya hidup mereka cenderung sederhana dan dapat menghargai bahkan melestarikan budayanya. Sedangkan masyarakat saat ini lebih senang mempelajari budaya luar, seperti K-Pop yang sempat booming dan menghipnotis anak muda di Indonesia untuk berperilaku dan mengikuti gaya hidup orang Korea. Hal ini merupakan salah satu contoh dampak negatif perkembangan teknologi komunikasi yang terjadi di Indonesia.
Walaupun tidak semua lapisan masyarakat melakukan perubahan gaya hidup dan budaya yang sama, namun dari waktu ke waktu, hampir semua lapisan masyarakat mulai menunjukkan kekalahannya terhadap kemajuan perkembangan teknologi komunikasi. Contoh kecilnya saja budaya permainan tradisional pada era 90-an mulai tergantikan dengan game online yang kini dapat dimainkan melalui smart phone. Hal ini tentu berdampak pada perubahan gaya hidup seseorang yang tadinya sering berinteraksi bersama kelompok sosialnya, setelah muncul teknologi komunikasi yang semakin canggih, mereka cenderung lebih individualistis.
Bahkan, anak-anak usia dini sudah mampu mengoperasikan smartphone dengan baik, mereka sudah bisa membuka, memainkan dan menutup sebuah game yang ada di smartphone. Jika penggunaan teknologi tidak diawasi dengan baik oleh orang tua maka bisa berdampak buruk bagi para generasi muda Indonesia.
Disisi lain, perkembangan teknologi juga memiliki banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia. Contohnya saja dari bidang pendidikan. Dengan teknologi seseorang bisa dengan mudah mengakses ilmu-ilmu pengetahuan, melakukan pembelajaran/diskusi online dari jarak jauh. Dan dewasa ini arah perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan di Indoensia mulai diterapkan. Misalnya penggunaan aplikasi chat mesengger sebagai tempat diskusi online atau pembelajaran berbasisi online sudah mulai diterapkan.  Indonesia membutuhkan solusi baik itu secara teori maupun praktek agar bisa menerapkan sebuah pembelajaran berbasis internet secara terstruktur untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia yang modern berbasis teknologi.

3.    Pemanfaatan teknologi dalam usaha memajukan pendidikan di Indonesia

Melihat kenyataan di Indonesia sekarang, banyak lembaga pendidikan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi yang membuka pembelajaran berbasis internet untuk peserta didiknya, dan tidak hanya itu, lembaga-lembaga pendidikan non-formal pun banyak yang menyediakan pembelajaran berbasis internet. Hal ini menandakan adanya animo atau perhatian masyarakat terhadap masuknya pembelajaran berbasis internet dalam budaya pendidikan masyarakat.
Jika ditinjau dari aspek kebutuhan masyarakat, maka dapat ditarik implikasi: Semakin berkembangnya zaman, kebutuhan masyarakat mulai bergeser dari pendidikan yang dipandang hanya dapat diperoleh di sekolah-sekolah konvensional, kini mereka mulai menyadari adanya kebutuhan pendidikan sepanjang hayat yang dapat diakses secara fleksibel, baik dari segi waktu maupun tempat.
Online learning kemudian muncul sebagai salah satu solusi akan adanya kebutuhan tersebut. Jika ditinjau dari aspek budaya atau socio-cultur Indonesia, pembelajaran berbasis internet sangat mungkin untuk dikembangkan di Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang, tentunya tidak terlepas juga dari perkembangan pada aspek pendidikan serta masyarakatnya demi menuju sebuah modernisasi (berubah dari gaya hidup tradisional menuju ke yang lebih maju untuk meningkatkan kualitas hidup). Aspek socio-cultur dapat meliputi sub-sub aspek seperti SDM, lingkungan, norma/aturan, SDA, dan gaya hidup, yang kemudian seluruh sub-sub tersebut saling terkait dalam menentukan kesiapan Indonesia terhadap masuknya pembelajaran berbasis internet. Titik poin pembelajaran berbasis internet terletak pada kemandirian peserta didik, sehingga masalah utama dalam aspek socio-cultur masih terletak pada kemampuan SDM itu sendiri. Penggunaan pembelajaran berbasis internet di Indonesia dapat diterapkan jika telah ada kesiapan SDM dari pengembang maupun pemakainya. Indonesia pastinya dapat menerapkan pembelajaran berbasis internet mengingat telah banyak praktik pembelajaran berbasis internet yang digunakan di sekolah/lembaga pendidikan lainnya, namun permasalahannya karakteristik SDM yang ada belum siap untuk dapat mengeklplorasi keberadaan pembelajaran berbasis internet dengan semaksimal mungkin. Kurangnya pengetahuan tentang dasar-dasar desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasi dalam pembelajaran berbasis internet, menyebabkan banyak sekolah ataupun instansi pendidikan yang hanya menerapkan pembelajaran berbasis internet secara ‘mentah’. Dengan model penerapan tersebut, keberadaan pembelajaran berbasis internet seakan masih menjadi PR untuk terus dikembangkan baik dalam konsep maupun praktinya, yang salah satunya dimulai dengan mengupgrade pemahaman serta kemampuan SDM pengembang dan pengguna pembelajaran berbasis internet.
Jika ditinjau dari aspek teori belajar, pembelajaran berbasis internet dapat menjadi media yang kompatibel untuk masing-masing teori belajar (behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik). Pembelajaran berbasis internet dapat memfasilitasi teori-teori belajar tersebut dalam mendesain proses pembelajaran yang berbasis pembelajaran berbasis internet namun tetap berpedoman pada teori belajar yang ada. Behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik merupakan dasar teori yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran berbasis internet, karena pada dasarnya proses pembelajaran yang ada dalam lingkungan belajar pembelajaran berbasis internet memiliki karakteristik yang sama dengan lingkungan belajar konvensional, dimana terdapat komponen : peserta didik; materi pembelajaran; pembimbing/tutor/fasilitator; tempat belajar; dan media pembelajaran. Perbedaan proses pembelajaran pada pembelajaran berbasis internet dan pembelajaran konvensional hanya tertelak pada waktu dan tempat belajar. Dengan adanya kesamaan karakteristik maupun komponen dalam belajar konvensional dengan pembelajaran berbasis internet, maka sangat memungkinkan sekali untuk dapat diterapkan teori belajar (behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik) pada lingkungan belajar online, layaknya pembelajaran di kelas.

D.    KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis dan membuat rangkuman tentang penelitian Katrina A. Meyer, PH.D yang berjudul THE WEB’S IMPACT ON STUDENT LEARNING (DAMPAK (WEB) INTERNET TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA) peneliti mengambil kesimpulan bahwa, dampak pembelajaran berbasis internet akan banyak memunculkan interaksi diantara siswa, termasuk interaksi dengan materi perkuliahan, fakultas, para ahli dalam bidangnya bahkan berinteraksi dengan sesama teman. Interaksi ini jika diprogam dengan baik maka akan memungkinkan siswa untuk berdiskusi secara online, mengajukan pertanyaan, menemukan berbagai informasi dan membagikannya, mengerjakan tugas kelompok, mengembangkan pemahaman bersama, peningkatan berfikir kritis dan peningkatan kemampuan menulis. pemikiran yang kritis dalam komunikasi online menggunakan empat tahap: (1) Triggering – mengajukan masalah (2) Exploration - mencari informasi (3) Integration – membangun solusi yang memungkinkan (4) Resolution – pengkajian kritis terhadap solusi. Sedangkan kemampuan menulis siswa dilakukan dengan menuntut siswa untuk banyak menulis kemudian mempublikasikannya. Dari sini, memungkinka siswa lainnya untuk membaca dan bahkan mengkritik tulisannya, dari tulisan tersebut juga mampu mengungkapkan kepribadian seseorang atau keterampilan menarik lainnya yang dapat mempengaruhi terciptanya komunitas belajar yang memuaskan dan bisa menjadi keterampilan baru dalam yang diperlukan dalam diskusi online.

Sementara itu kaitannya dengan implikasinya di Indonesia. Pembelajaran berbasis internet kemungkinan dapat diterapkan di Indonesia. Apabila pembelajaran berbasis internet dilihat secara pragmatis, Indonesia telah dan dapat menerapkan pembelajaran berbasis online dalam proses pembelajaranya. Terbukti dari beberapa situs yang berisi pembelajaran on-line (Rumah Belajar, Jogja Belajar, dsb.) serta program pendidikan online yang digunakan di sekolah-sekolah dan instansi pendidikan (Perguruan Tinggi, Universitas Terbuka, Kursus, dsb). Akan tetapi jika dipandang dari segi penggunaan internet dalam pembelajaran yang efektif dan efisien, mungkin Indonesia masih perlu banyak belajar. Hal ini ditandai dengan, masih sulitnya masyarakat Indonesia dalam mengembangkan kultur kemandirian dan prinsip belajar sepanjang hayat. Sehingga terkadang, sebuah desain pembelajaran online yang baik, kurang diimbangi dengan peran serta pendidik ataupun peserta didik yang interaktif dan kompeten menjalankannya. Kemudian hal-hal tersebutlah yang menyebabkan masih sulitnya penerapan pembelajaran berbasis internet sebagai alternatif proses pembelajaran.

No comments:

Post a Comment