Indonesia sebuah negeri bagai surga. Jangan
sampai kita biarkan negeri ini hancur tanpa sisa.
Ketika seseorang membaca ayat-ayat Al-Quran
tentang surga,apa yang terlintas dibenak kita sebuah taman hijau, yang mengalir
dibawahnya sungai2, persis seperti Indonesia, tentu saja keindahan apapun yang
kita imajinasikan tidak bisa menggambarkan keindahan surga yang sebenarnya.
Jika ada ungkapan baity jannaty
(rumahku surgaku) mengapa tidak pernah kita ucapkan hal yang serupa daulaty
jannaty (negeriku adalah surgaku)
Wahai sahabatku, akhi-akhir ini banyak sekali
masalah yang terjadi di negeri ini bahkan hampir semua itu memunculkan
perpecahan di negeri ini. Indonesia adalah rumah kita, kita hidup disini kita
tumbuh besar disini, orang tua kita juga hidup disini, kelak anak-anak dan
cucu-cucu kita bakalan hidup disini. Indonesia adalah sajadah kita. Kita
beribadah diatas tanah negeri ini. Menjaga negeri ini dari perpecahan sama saja
dengan menjaga sajadah kita.
Saudaraku, bagaimana anak dan cucu kita nanti bisa hidup di negeri ini, jika
negeri ini tidak aman? Bagaimana kita bisa beribadah dengan khusuk jika negeri
ini tidak aman?
Kita hidup di negeri ini dari sabang sampai merauke dengan berbagai macam suku, ras, dan agama. Hal inilah yang membentuk jati diri kita sebagai manusia yang saling menghormati saling santun dan saling melengkapi.
Kita hidup di negeri ini dari sabang sampai merauke dengan berbagai macam suku, ras, dan agama. Hal inilah yang membentuk jati diri kita sebagai manusia yang saling menghormati saling santun dan saling melengkapi.
Mungkin ada diantara kita yang memiliki sifat
seperti gula rasanya manis, ada yang seperti coklat yang disukai banyak orang,
ada yang seperti garam rasanya asin, ada yang seperti tepung tidak ada rasanya,
ada yang seperti telur harus dimasak dulu, ada yang seperti cabe banyak yang
tidak suka. Dll. Jika ada bahan2 seperti ini, janganlah kita makan satu persatu
tapi kita campur jadi satu, kita aduk lalu masukkan oven. jadilah kue yang enak
dimakan. Jangan mentang2 kita tidak suka tepung lalu tepung itu kita buang kasihan
tepungnya tidak bisa dimakan. Jangan mentang2 kita tidak suka telur lalu
telurnya kita buang, kuenya malah gak jadi.
Perbedaan terkadang menciptkan keselarasan.
Dengan adanya perbedaan muncullah sebuah harapan untuk menjalani kehidupan yang
lebih baik.
Saudaraku, jangan biarkan negeri ini hancur,
jangan jadikan negeri ini seperti negeri-negeri di Timur Tengah yang saling
bertikai sesama saudara. Jika terlalu sulit bagi kita untuk menghargai sebuah
perbedaan, fikirkanlah bagaimana kehidupan anak cucu kita nanti. Jika terlalu
sulit bagi kita untuk mencintai, paling tidak janganlah membenci. Jika terlalu
sulit bagi kita untuk menyanyangi, paling tidak jangan memusuhi. Jika terlalu
sulit bagi kita untuk memberi, paling tidak jangan merampas haq orang lain.
Saudaraku, jika ada diantara saudara kita yang
melakukan kesalahan, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, lembutkanlah suara
kita. Mungkin kita pernah membaca sejarah bagaimana perbuatan seorang Firaun,
yang mengaku sebagai tuhan, yang berlaku dolim kepada bani israil, yang menuduh
Musa dan Harun sebagai ahli sihir, yang menghina agama Allah dan kezoliman2
lain yang sangat melampaui batas. Allah tuhan kita tetap menyuruh nabi Musa dan
Harun untuk mengingatkan dia tapi dengan perkataan yang lembut. Tidakkah kita
baca di Al Quran surat Toha ayat 43 dan ayat 44
اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ
43. Pergilah kamu berdua kepada Fir´aun,
sesungguhnya dia telah melampaui batas;
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ
أَوْ يَخْشَىٰ
44. maka berbicaralah kamu berdua kepadanya
dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".
Coba kita renungkan Firaun yang seperti itu masih
saja Allah menyuruh nabi Musa dan Harun untuk mengingatkan dengan perkataan
yang lembut (qoulan layyina)
Bukan hanya firaun, kaum kafir Quraisy pada jaman
nabi Muhammad juga sangat memusuhi rosul. Menghina Rosul, melukai Rosul,
melempar Rosul dengan kotoran Unta, menuduh Al Quran sebagai dongeng orang2
terdahulu (assatirul awwalin) tapi ketika mengajak mereka kedalam agama Allah,
rosul tetap lemah lembut, bahkan ketika jibbril tidak sabar dengan mereka,
Rosul melarangnya untuk membinasakan mereka "sesungguhnya mereka kaum yang
belum mengetahui"
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ
كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ
عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.
QS.Ali Imron /159
QS.Ali Imron /159
Saudaraku, jangan sampai kita terpecah belah.
Kita harus bersatu.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا
تَفَرَّقُوا ۚ
Berpegang teguhlah terhadap tali Allah dan janganlah bercerai berai. Ali-Imron/103
Saudaraku, hargailah perbedaan pendapat.
Kebenaran yang mutlak itu hanya milik Allah. Waman asdaqu minallahi qila.
Kita contoh ahlak para salafus sholih. Imam syafie dan imam Malik itu guru dan murid. Mereka berbeda pendapat. Tapi mereka tidak pernah saling menyalahkan, bahkan saling memuji.
Dalam suatu kesempatan Imam Malik berkata
من اراد بمذهب نفيس فعليكم بمذهب احمد ابن ادريس
Barangsiapa yang menginginkan mazhab yang istimewa ikutilah mazhabnya Ahmad bin Idris(imam Syafie)
Mendengar pujian dari gurunya tidak membuat
imam Syafie sombong, malah dijawab oleh imam Syafie.
فكيف لا يكون ذالك فكان شيخه مالك
Lha bagaimana itu tidak terjadi lawong gurunya Imam Malik.
Coba lihat ahlak mereka walaupun berbeda pendapat
tapi mereka saling memuji.
Islam itu bukan agama yang berbicara lima
ditambah lima sama dengan berapa, karna jika pertanyaannya seperti itu maka
jawabanya hanya satu, yaitu sepuluh….jika dijawab sebelas maka salah jika di
jawab Sembilan juga salah. Akan tetapi Islam itu adalah agama yang berbicara berapa
ditambah berapa sama dengan sepuluh, jika pertanyaannya seperti itu maka
jawabannya bisa jadi macam-macam tapi bisa jadi benar semua, bisa empat
ditambah enam, tujuh ditambah tiga, dua ditambah delapan, dan lain-lain.
Ada banyak jalan untuk mencapai tuhan
BERSATULAH WAHAI NEGERIKU. MARI KITA JAGA
PENINGGALAN PARA PAHLAWAN YANG TELAH BERJUANG MATI2AN UNTUK MEMPERTAHANKAN
NEGERI INI DARI PARA PENJAJAH. KITA HIDUP DIATAS DARAH DAN TULANG PARA PAHLAWAN
NEGERI INI